June 14, 2025

Berita Seputar Alumni

SIKAPI NEWS

Sejarah Berdirinya Budi Utomo: Awal Pergerakan Nasional Indonesia

Build Your Website in Minutes with One-Click Import – No Coding Hassle!

IPendahuluan

Budi Utomo dikenal sebagai organisasi modern pertama di Indonesia yang menandai awal kebangkitan nasional. Didirikan pada awal abad ke-20, Budi Utomo menjadi tonggak penting dalam perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Lahirnya organisasi ini menunjukkan perubahan pola pikir masyarakat pribumi, dari perjuangan bersifat lokal dan fisik menuju perjuangan intelektual dan terorganisir.


Latar Belakang Munculnya Budi Utomo

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Hindia Belanda mulai mengalami perubahan. Munculnya kaum terpelajar pribumi akibat politik etis (politik balas budi) Belanda, khususnya melalui pembangunan sistem pendidikan, melahirkan generasi baru yang memiliki kesadaran nasional. Mereka mulai menyadari perlunya perjuangan bersama untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia.


Pendirian Budi Utomo

Budi Utomo didirikan pada 20 Mei 1908 oleh sekelompok mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia (sekarang Jakarta). Tokoh utama pendirinya adalah Dr. Soetomo, bersama beberapa mahasiswa lainnya seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeradji.

Nama Budi Utomo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “perilaku luhur”. Organisasi ini awalnya bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan kebudayaan, terutama bagi kalangan priyayi Jawa dan Madura.


Tujuan dan Kegiatan

Pada awalnya, Budi Utomo bergerak di bidang sosial dan budaya, dengan menekankan pada:

  • Peningkatan pendidikan dan pengajaran bagi pribumi
  • Pengembangan budaya dan bahasa daerah
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kemajuan bangsa

Organisasi ini tidak secara langsung menentang penjajahan Belanda, tetapi langkah-langkahnya menjadi dasar penting bagi lahirnya kesadaran nasional.


Perkembangan dan Peran dalam Kebangkitan Nasional

Meskipun keanggotaannya semula terbatas pada kaum priyayi Jawa, Budi Utomo menjadi inspirasi bagi terbentuknya berbagai organisasi lain dengan semangat nasionalisme yang lebih luas. Budi Utomo menjadi simbol pergerakan nasional awal dan dianggap sebagai pelopor lahirnya nasionalisme Indonesia.

Pada tahun 1909, Budi Utomo mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta. Di sinilah organisasi ini mulai lebih terstruktur dengan kepemimpinan nasional dan menyusun rencana jangka panjang.


Akhir Perjalanan dan Warisan Sejarah

Meskipun pengaruh Budi Utomo melemah pada tahun-tahun berikutnya dan akhirnya bergabung ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) pada tahun 1935, semangat dan warisannya tetap hidup. Tanggal pendiriannya, 20 Mei, kemudian ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Dari Sejarah untuk Masa Kini

Hari lahir Budi Utomo, 20 Mei, kini kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Namun, kebangkitan itu bukan hanya milik masa lalu. Di sinilah SIKAPI mengambil pelajaran besar:

Kesadaran, persatuan, dan pembinaan generasi muda adalah kunci perubahan bangsa.

Semangat Budi Utomo selaras dengan perjuangan kita hari ini dalam membina pelajar, mendorong perbaikan karakter, dan memperkuat solidaritas antaranggota masyarakat. Kita tidak lagi hanya melawan penjajah, tetapi juga kebodohan, kemiskinan, kekerasan, dan tawuran di kalangan generasi muda.


Penutup: Mewarisi Semangat, Membangun Harapan

Sejarah berdirinya Budi Utomo adalah pengingat bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil dan niat yang tulus.
SIKAPI percaya, setiap anak bangsa yang dibina, dididik, dan disadarkan—adalah api perubahan bagi masa depan Indonesia.

Mari teruskan semangat itu. Dari sekolah, dari komunitas, dari kita semua—untuk Indonesia yang lebih bermartabat dan bersatu.

Referensi:

Hari Kebangkitan Nasional – https://kemdikbud.go.id

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (n.d.). Sejarah Indonesia.

Kartodirdjo, Sartono. (1987). Pengantar Sejarah Indonesia Baru.

Ensiklopedia Britannica. (n.d.). Budi Utomo.

About The Author